KETIKA CINTA DIPERJUANGKAN??!!


 Hari pertama untuk masuk di bangku kuliah sudah dimulai. Semangat Mawar begitu menggebuh untuk menanamkan cita dan asa untuk masa depan. Tetapi ia sudah dihadapkan dengan pemandangan yang tak biasa seperti waktu di masa sekolah. Semua mahasiswa disana seakan-akan tak mengenal agama. Sebagai seorang muslimah, ia tak boleh pantang mundur untuk beribadah.
"Bismillahirrahmanirrahim, ya Allah tuntun aku untuk mencapai ridhoMu." suara lirih Mawar.
Dalam perjalanannya, ia terus memanjatkan do'a kepada Allah, agar IA mengirimkan seseorang yang dapat menemaninya untuk berjuang menyiarkan agamaNya. Agar dapat mengerti maupun memahami betapa cinta dan rindunya kepada yang Maha Cinta.
Hari demi hari mulai berjalan. Waktu terus berputar, hingga akhirnya Mawar berteman dengan seorang ikhwan, Alfian.
Mereka begitu akrab. Berbincang-bincang mengenai banyak hal. Banyak kesamaan diantara mereka, baik dari segi sifat, misi, maupun pemikiran di setiap diskusi. Hingga akhirnya benih-benih cinta bertebaran diantara mereka. Menyadari bahwa tak ada cinta yang indah seindah cinta kepadaNya, Mawar hanya bisa menyembunyikan perasaannya. Tetapi berbeda dengan Alfian. Ia berusaha untuk mengutarakan perasaannya kepada Mawar dengan menunggu momen yang tepat.
Tiba saatnya setelah diskusi untuk yang kesian kalinya,
"Afwan ukty, ada sesuatu yang ingin ana bicarakan dengan ukty."
"Ya silahkan saja akh. Mengenai apa ya?", Tanya Mawar penasaran.
"Kok tak seperti biasanya. Ekspresi wajahnya juga memperlihatkan begitu serius daripada sebelumnya", bathin Mawar.
"Hemm, kapan-kapan sajalah kalau begitu", tegas Alfian dengan ekspresi bingung.
Dengan segera Alfian meninggalkan Mawar yang masih penuh tanda tanya di pikirannya.
Ba'da isya' handphone Mawar berdering, kali ini pesan singkat dari Alfian.
"Afwan ukh tadi terburu-buru pergi.Sebenarnya dan sejujurnya ana menyukai ukhtyMawar. Karena ana lihat uhty Mawar adalah muslimah yang sederhana, yang ana impikan. Ana tidak bermaksud apa-apa, hanya ingin mengutarakan perasaan ana kalau ana benar-benar menyukai sosok ukhty Mawar. Karena bayangan ukhty Mawar selalu berselancar dalam ingatan ana. Afwan sebelumnya ukh."
Hati Mawar berdegup kencang, sambil memegang handphone ia begumam "ternyata selama ini ia juga menyimpan perasaan seperti yang aku rasakan."
"Sebenarnya aku juga menyukaimu, Alfian. Tetapi kita tak bisa bersama jika begini melainkan atas kehendakNya. Aku tak bisa berbuat apa-apa jika sudah begini. Aku khawatir jika aku membalas perasaanmu itu. Tidakkah kau menyadari bahwa kita hanyalah hamba Allah yang tak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi saat ini, esok, maupun hari-hari kedepan."
Keesokkan harinya suasana berubah menjadi kaku. Tak ada saling canda tawa bersama lagi. Semuanya berjuang di jalanNya dengan jalan masing-masing.
Dalam hati , Mawar hanya bisa berdo'a, "ya Allah, ya tuhanku. Aku meminta ampun atas dosa-dosaku selama ini. Aku meminta kepadaMu agar Engkau memberikan jalan keluar kepada kami berdua. Engkau yang maha mengetahui, lebih mengerti atas kami. Berikan ridhoMu kepada kami jika memang kami harus bersama dan tunjukkan jalan keluar yang lebih baik jika memang kami harus berpisah." (wallahua'lam)

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter