Sepotong Diam Aku Mengagumimu



Judul Buku                         : Sepotong Diam
Pengarang                          : Syaiful Hadi
Cetakan                              : Pertama
Tahun Terbit                       : September 2015
Jumlah Halaman                : viii + 377
ISBN                                  : 978-602-7692-76-3
Tebal Buku                         : 2,5 cm
Genre Buku                        : Fiksi
Harga Buku                        : Rp.63.000;
dok.pribadi
Memangnya, siapa yang mau terlahir dengan kondisi cacat? Kaki kanan lebih kecil daripada kaki kiri, sehingga membuat Khalid tak bisa menaiki sepeda motor selama hidupnya. Tapi, hal itu tak membuat ia pantang menyerah dalam segala kondisi apapun.
Ya, pemuda itu bernama Khalid. Mahasiswa tingkat akhir yang sedang memerjuangkan antara studi dan kisah cintanya. Dibalik keterbatasannya, tersimpan semangat menggelora bak pahlawan yang membuat ia dikagumi oleh mayoritas para perempuan di IPB, termasuk Dhisya, teman seangkatan yang akhirnya bertemu secara langsung, bertatap muka, mengobrol, ketika berada pada daerah pedalaman dalam misi pengabdian.
Namun, ketika niat serius untuk menikahi Dhisya, banyak rintangan yang mengharuskan Khalid berjuang lagi untuk mendapatkan restu dari orangtua Dhisya. Setelah beberapa tahun menunggu hal itu dan mendapatkan restu, ternyata takdir berkata lain. Dhisya telah berpulang menghadap sang Penciptanya.
“Sejak awal perjuangan ini kunamai tangga, tinggi menjulang dan terjal. Tapi kamu tahu, setapak demi setapak sudah kita lewati. Berat memang, tapi sadarlah satu hal, puncak itu sekarang semaik dekat.
Belajarlah pada malam. Semakin jauh ia, maka akan semakin gelap dan pekat. Tapi justru ketika semakin gelap dan pekat itulah cahaya pagi yang benderang sebentar lagi datang. Sama seperti masalah kehidupan. Semakin berat masalah itu, makin dekatlah ia pada jalan keluar. Percayalah!”
Ya, buku ini menceritakan semangat perjuangan sang Khalid, seorang pemuda polio sejak kecil. Meskipun terbata-bata dalam bergerak, tapi semangat yang ia punyai melebihi manusia normal. Buku ini memberikan suntikan semangat bagi pembacanya, terutama bagi mahasiswa yang merasakan ‘lelah’ dalam pejuangannya dalam menuntut ilmu. Pun segala bumbu-bumbu yang berbau percintaan dalam buku ini dikemas dengan indah. Tak meninggalkan kesan syar’i. Sehingga bisa dijadikan salah satu referensi contoh dalam pergaulan sehari-hari. Bahasanya pun ringan, sehingga mudah dipahami bahkan pembaca bisa merasakan situasi yang ingin dipaparkan oleh sang penulis. Alur ceritanya pun juga mudah dipahami, sehingga memberikan kesan bahwa kita (red, pembaca) ikut merasakan didalamnya.
Karena buku ini merupakan cetakan pertama, dimana dalam proses penerbitannya masih menerbitkan sendiri bukan dari penerbit, jadi masih terlihat beberapa kakta yang salah ketik, yang namun hal itu tidak terlalu banyak mengubah makna dari kata itu sendiri. Jadi buku ini layak dibaca terutama ketika waktu senggang, sebagai amunisi tambahan kita (red, pembaca) tatkala sedang down, apalagi.^^

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter