Surat untuk Abah Bag.2


 Baiklah, Abah. Cepat atau lambat, akan segera aku temukan jawabannya. Meskipun hal itu membuatku harus menilisik lebih jauh dan lebih dalam tentang hal itu. Karena ini semua adalah rahasia. Dan tugas kita hanyalah berjuang untuk menemukan hal itu.

Abah, disaat aku mulai jengah dengan semua hal ini, tetiba ada seseorang yang mengirimkan sebuah gambar kepadaku.
Sumber: Internet
Ya, gambar itulah yang ia kirimkan kepadaku. Meskipun kami jarang bertemu, jarang bersapa, tapi namanya selalu berada dalam memoriku. Memang dulu awalnya kami sempat bertengkar hebat, dan hal itu membuat kami tidak bertegur sapa. Tapi tenang, tidak sampai 3 hari kok. Dan lambat laun, aku pun memahami semuanya. Hingga kini. Ya, Abah.

Meskipun nantinya akan banyak air mata, yang tidak begitu banyak seperti engkau maupun pendahulu dulu, aku berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi mereka. Dan engkau tahu, Abah. Dulu, ketika kami sekeluarga hendak berziarah ke makam, ya tepatnya di tahun 1436H kemarin ini, ada rasa yang menyayat hatiku. Tapi aku senang akan rasa itu.. Ya, saat kami izin ke makam, mak Abah, kami pun tentu ke makam para kakek buyut kami. Dan, ibuku menceritakan kisah meskipun hanya sebentar. Ya, diantara makam para pendulu-penduhulu kami sempat dibongkar, dan ternyata jenazahnya masih utuh. MasyaAllah, aku terenyuh, rasanya ketika waktu itu air mataku ingin menetes. Tapi aku sanggah ia. Malu lah, Bah, masak ya diantara mereka aku harus seperti itu. Aku hanya menatapi wajah kedua orangtuaku dan kakak-kakak serta adikku. Mungkin saat itu para pejuangMu sedang menyaksikan kami. Dan entahlah, Bah, saat itu aku berharap sekali kalau kita semua akan bersatu seperti dulu. Ya, meraih kemenangan yang sejatinya. Atas apa yang kita lakukan. Aku rindu sekali waktu itu. Aku rindu saat Abah tersenyum saat melihat album kenangan yang ada di lemari kamar. Mungkin Abah saat itu sedang mengulang memori Abah bersama anak-anak Abah dengan lamat-lamat. Damai, Abah. Iya, hanya itu yang aku inginkan. Kita semua adalah satu. Dan Abah tau, bahwa aku pernah bermimpi kita semua berada di taman yang sungguh luarbiasa indahnya. Tak terbayangkan sebelumnya. Semua. Bani Mukhid. Dan Bani Hanafi. Semoga hal itu menjadi nyata. Aamiin. Hanya satu hal yang aku ingin engkau ketahui, bahwa aku rindu. Ya, rindu sekali, amat sangat. Kita semua. Aku mencintaimu, kalian, dan mereka..
Aku menyebut ini Endless Love..
Allohumma sholli 'ala sayyidina Muhammad, wa'ala ali sayyidinaMuhammad..

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter